Semarak Sekaten: Tradisi Budaya dan Religi di Tengah Kota – Semarak Sekaten: Tradisi Budaya dan Religi di Tengah Kota
Indonesia kaya akan tradisi yang berakar kuat pada sejarah dan nilai-nilai budaya lokal. Salah satu perayaan tradisional yang paling semarak dan penuh makna adalah Sekaten—sebuah tradisi yang memadukan unsur budaya dan religi yang terus lestari dari masa ke masa, terutama di Yogyakarta dan Surakarta. Sekaten bukan hanya sebuah perayaan, tapi juga simbol identitas, warisan sejarah, dan spiritualitas yang tumbuh subur di tengah perkembangan kota modern.
Apa Itu Sekaten?
Sekaten merupakan upacara tradisional yang digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi). Perayaan ini menjadi bagian dari warisan budaya Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Nama “Sekaten” sendiri berasal dari kata “Syahadatain” (dua kalimat syahadat), yang menggambarkan tujuan awal tradisi ini, yaitu sebagai media dakwah Islam pada masa Wali Songo.
Meskipun berakar pada nilai religius, Sekaten juga menjadi ajang hiburan rakyat yang mampu menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah setiap tahunnya. Tak heran, suasana kota menjadi lebih hidup dan semarak selama perayaan ini berlangsung.
Rangkaian Acara Sekaten
Perayaan Sekaten biasanya Depo 10k berlangsung selama seminggu penuh, dengan berbagai acara yang sarat makna dan penuh simbolik. Berikut adalah rangkaian acara utama dalam tradisi Sekaten:
1. Gamelan Sekaten
Rangkaian Sekaten dimulai dengan penabuhan gamelan pusaka milik keraton, yakni Gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu. Gamelan ini hanya dimainkan saat perayaan Sekaten, menandakan momen sakral dan istimewa. Penabuhan gamelan ini dilaksanakan di Bangsal Sri Manganti, dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang mendalam.
2. Pasar Malam Sekaten
Salah satu daya tarik utama adalah Pasar Malam Sekaten yang berlangsung di Alun-Alun Utara. Di mahjong ways 2 sinilah suasana kota benar-benar berubah: penuh cahaya, tawa, dan keramaian. Ribuan pedagang menjajakan berbagai barang, mulai dari jajanan tradisional, mainan, pakaian, hingga wahana hiburan seperti bianglala dan rumah hantu. Pasar malam ini menjadi magnet tersendiri, khususnya bagi wisatawan dan keluarga.
3. Grebeg Maulud
Puncak acara Sekaten adalah Grebeg Maulud, di mana gunungan hasil bumi seperti sayur-mayur, beras, dan makanan tradisional diarak dari keraton menuju Masjid Gedhe Kauman. Gunungan ini kemudian diperebutkan oleh masyarakat, yang percaya bahwa mendapat sebagian dari gunungan membawa berkah dan keberuntungan.
Grebeg ini merupakan simbol persembahan dari Sultan kepada rakyatnya sekaligus bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Tradisi ini menggambarkan semangat kebersamaan dan solidaritas antara raja dan rakyat.
Nilai Budaya dan Religius Sekaten
Sekaten bukan hanya sekadar acara tahunan. Di balik kemeriahannya, terdapat pesan-pesan penting yang masih relevan hingga kini:
- Religiusitas: Sekaten adalah bentuk dakwah kultural, mengenalkan Islam melalui pendekatan budaya yang halus dan mengakar kuat di masyarakat.
- Pelestarian Budaya: Gamelan, arak-arakan, dan simbol-simbol dalam Sekaten merupakan bentuk pelestarian budaya Jawa yang diwariskan secara turun-temurun.
- Ekonomi Kreatif: Pasar malam membuka peluang ekonomi bagi pelaku UMKM lokal untuk tumbuh dan berkembang.
- Pariwisata: Sekaten menjadi daya tarik wisata budaya yang mampu meningkatkan kunjungan domestik maupun mancanegara.
Sekaten di Tengah Kota Modern
Uniknya, di era modern yang serba cepat dan digital, tradisi Sekaten tetap hidup dan menjadi bagian dari denyut nadi kota. Di tengah bangunan-bangunan beton dan hiruk-pikuk kendaraan, suara gamelan Sekaten mampu membawa suasana magis yang mengingatkan warga kota pada akar budaya mereka.
Bahkan kini, Sekaten semakin dikenal luas berkat promosi digital, media sosial, dan liputan media massa. Banyak anak muda yang kembali tertarik mempelajari sejarah dan makna di balik tradisi ini. Ini membuktikan bahwa warisan budaya tidak luntur oleh zaman, justru bisa semakin kuat jika dikemas dengan pendekatan yang relevan.
Penutup
Semarak Sekaten adalah contoh nyata bagaimana budaya dan religi bisa bersatu dan tumbuh berdampingan di tengah kehidupan kota modern. Tradisi ini bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan—sebuah warisan luhur yang perlu dijaga, dikenalkan, dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Bagi kamu yang belum pernah merasakan suasana Sekaten, cobalah datang saat perayaan berikutnya. Rasakan sendiri getaran spiritual dan budaya yang memancar dari setiap detik perayaan—karena di sana, kamu bukan hanya jadi penonton, tapi juga bagian dari sejarah.